Senin, 22 Desember 2008

Malaysia Gratiskan Pendidikan Dasar dan Sekolah Menengah.

ANTARA News - Negara tetangga Malaysia pada tahun ini telah menggratiskan biaya pendidikan untuk sekolah dasar hingga menengah.

"Kebijakan Pemerintah Malaysia menyelenggarakan pendidikan gratis dari sekolah rendah hingga menengah sudah lama direncanakan sejak beberapa tahun lalu," kata Direktur Promosi Pendidikan Kedutaan Besar Malaysia di Indonesia, Darsam Daud, di Bandarlampung, Kamis.

Ia menyebutkan, dengan keputusan menggratiskan biaya pendidikan dasar dan menengah itu, maka tidak ada alasan lagi bagi anak usia sekolah terutama bagi kaum miskin di Malaysia tidak bersekolah.

Menurut dia, meski pada awal pendaftaran orangtua murid berdasarkan kesepakan dengan guru membayar sekitar Rp250 ribu per tahun jika dirupiahkan, namun hingga setahun pendidikan tidak dipungut biaya apapun termasuk membeli buku teks pelajaran.

"Buku teks dipinjamkan dalam setahun oleh sekolah untuk semua murid, tetapi jika ada orangtua murid yang ingin membeli buku pelajaran itu dipersilakan," kata dia lagi.

Uang Rp250 ribu, ujar dia, dipergunakan untuk melaksanakan kurikulum dan kegiatan ekstrakurikuler.

Pendidikan dasar di negeri jiran itu selama enam tahun, sedangkan pendidikan menengah selama lima tahun yang terdiri atas tiga tahun menengah rendah, dan dua tahun menengah atas.

"Secara total 11 tahun pendidikan adalah bebas biaya," kata dia menambahkan pula.

Usia untuk masuk pendidikan dasar adalah tujuh tahun. Pendidikan dasar diwajibkan untuk semua anak-anak yang berumur antara tujuh sampai 12 tahun.

Ia menyebutkan pula, para pelajar diwajibkan mengikuti ujian negara pada tahun terakhir pendidikan dasar, menengah rendah, dan menengah tinggi.

"Anggaran pendidikan di Malaysia sekitar 30 persen dari anggaran pendapatan negara, sehingga dapat menggratiskan biaya pendidikan dasar dan menengah," kata dia tanpa menyebutkan berapa besar pendapatan negara Malaysia itu.
(*)

Pewacana :

Nama : Pipit Firmanti
BP/NIM : 2008/01770

Jurusan : Matematika

Komentar :

Setidaknya bangsa dapat mencontoh kearah yang lebih baik, termasuk bidang pendidikan. Malaysia sebagai salah satu Negara yang sudah lebih maju telah mampu menganggarkan dananya sebanyak 30% dari anggaran pendapatan Negara. Sementara Indonesia baru 20%. Ini bukanlah sebuah permasalahan, jikalau Indonesia bisa memanfaatkan anggaran tersebut tepat sasaran. Sebagai awal yang baik, kita harus punya perencanaan yang baik pula, jangan sampai anggaran tersebut nantinya ada yang dikembalikan, padahal permasalahan pendidikan di Indonesia belum teratasi.

Sudah kewajiban Negaralah untuk dapat memenuhi hak warganegaranya dalam memenuhi hak untuk memeperoleh pendidikan. Malaysia sudah mampu menggratiskan biaya pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah. Lalu bagaimana dengan Indonesia ???? Seandainya saja pemerataan pendidikan dapat terlaksana di Indonesia , mungkin tidaka akan ada lagi, anak-anak bangsa yang cerdas yang tidak dapat melanjutkan pedidikannya hanya karna kekurangan biaya pendidikan.. Padahal mereka adalah aset bangsa yang harus dikembangkan dengan baik karena potensi yang ada dalam diri merekalah nantinya yang akan membawa kemajuan bangsa ini. Kemudian kita juga pernah mendengar kasus adanya karya anak bangsa yang dibiayai oleh Negara luar sehingga karyanya menjadi milik Negara tersebut. Lalu dimanakah Indonesia kini?

Bangsa ini harus mampu melihat potensi-potensi itu, sebelum diambil oleh Negara luar. Dengan adanya biaya pendidikan penulis rasa kita dapat kembali menyekolahkan putra-putri terbaik bangsa ini, hingga akhirnya mereka dapat membangun bangsa ini. Atau kita dapat membiayai proyek hasil pemikiran anak bangsa, hingga akhirnya didapatkan sebuah penemuan atau inovasi baru yang berguna bagi masyarakat luas. Jadi pengelolaan dan perencanaan yang tepat tentang anggaran pendidikan tersebut menentukan perkembangan pendidikan di Indonesia selanjutnya.

Tidak ada komentar: